Sunday, 24 March 2013

Si Bawang Merah dan Si Bawang Putih : dari dapur ke obat



Harga bawang merah dan bawang putih sudah menjadi berita nasional. Bahkan RI 1, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun sampai merasa perlu membuat statement dan instruksi khusus untuk dua komiditas ini. Hal ini menunjukkan begitu pentingnya nilai bawang merah dan bawang putih untuk orang Indonesia. Ya.. jika kita perhatikan hampir semua makanan Indonesia pasti menggunakan kedua atau salah satu bawang ini. Akan tetapi tahukah anda ternyata selain sebagai bumbu masak, bawang merah (Allium cepa L) dan bawang putih (Allium sativum L) juga banyak dikonsumsi karena khasiatnya untuk kesehatan.

Laporan khasiat bawang merah dan bawang putih pertama ditemukan sejak 1550 BC yaitu  dalam Codex Ebers, laporan medis bangsa Mesir. Disebutkan dalam laporan yang ditulis pada kertas papirus tersebut bahwa bawang merah dan bawah putih mempunyai khasiat  menyembuhkan berbagai penyakit seperti jantung, sakit kepala, gigitan serangga, cacingan dan tumor. Penggunaan kedua bawang ini kemudian melebar ke bangsa Yunani dan Romawi.  Bahkan pada Pertandingan Olimpiq pertama, para atlit menggunakannya sebagai ramuan penyegar dan stimulan.  



Penelitian ilmiah mengenai khasiat bawang merah dan bawang putih telah dimulai sejak pertengahan abad 19. Louis Pasteur pada tahun 1858 melaporkan bawang putih berkhasiat sebagai anti bakteri. Di tahun 1932, dilaporkan bahwa bawang putih efektif untuk menyembuhkan disentri. Kemudian ilmuwan China melaporkan khasiat bawang putih dalam menyembuhkan kanker usus. Sampai saat ini, semakin banyak diketahui khasiat ke dua bawang ini untuk penyembuhan dan pencegahan beberapa penyakit seperti obesitas, kolesterol tinggi, diabetes tipe 2, hipertensi, katarak dan berbagai gangguan percernaan makanan seperti kolik. 


Begitu banyaknya manfaat bawang merah dan putih, menarik minat para ahli untuk meneliti lebih jauh kandungan bahan aktif kedua bawang ini. Bawang mengandung senyawa tiosulfinat yaitu suatu senyawa atsiri (mudah menguap). Senyawa tiosulfinat menyebabkan rasa pedas atau pedih di mata dan bersifat labil sehingga mudah hilang karena proses pengolahan makanan. Selain itu bawang juga mengandung senyawa-senyawa lain yang lebih stabil, seperti flavonoid glycoside, dibenzofuran, sapogenin dan saponin. Senyawa-senyata yang lebih stabil ini diketahui mempunyai kontribusi yang penting untuk manfaat bawang merah dan putih tadi. Sebagai contoh flavonoid dikenal sebagai antioksidan yang efektive.


Melihat khasiatnya yang begitu bermacam-macam, mari kita berharap agar peneliti pertanian mulai memberikan perhatian  yang lebih pada komiditas ini sehingga bawang merah dan putih tidak lagi mahal dan terjangkau oleh semua masyarakat Indonesia.

sumber:





Tuesday, 12 March 2013

Hati hati, konsumsi garam berlebihan memicu penyakit autoimune

Akhir-akhir ini penyakit autoimune semakin sering kita dengar dan semakin banyak penderitanya. Penyakit autoimune timbul dari respon berlebihan kekebalan tubuh terhadap zat dan atau jaringan yang merupakan bagian dari tubuh itu sendiri. Sehingga pada kasus penyakit autoimune,sistem imun tubuh yang seharusnya menyerang patogen justru akan menyerang jaringan tubuh yang sehat.Sebagai contoh penyakit autoimune adalah penyakit multiple sclerosis. Multiple sclerosis adalah penyakit autoimune yang menyerang sistem saraf pusat sehingga sistem imun tubuh merusak lapisan pelindung myelin di sekitar akson atau sel syaraf. Hal ini mengakibatkan proses penghantaran sinyal pada sistem saraf terganggu dan dapat berakibat berbagai defisiensi neurologis termasuk cacat permanen.  

Kenaikan angka kasus penyakit autoimune pada akhir dekade ini telah menarik perhatian para ilmuwan untuk mengetahui pemicunya. Kenaikan drastis ini tidak mungkin hanya dikarenakan faktor genetis. Para ahli menduga bahwa kenaikan yang sangat tinggi ini dipicu oleh faktor lingkungan, terutama perubahan gaya hidup dan kebiasaan pola makan di negara-negara maju. Di negara maju makanan olahan dan siap saji sudah merupakan bagian dari menu makan sehari-hari. Makanan tersebut cenderung memiliki kadar garam yang jauh lebih tinggi dari makanan rumah. Penelitian ini adalah yang pertama untuk menunjukkan bahwa asupan garam berlebih dapat menjadi salah satu faktor lingkungan yang mendorong peningkatan kejadian penyakit autoimun.




Beberapa tahun lalu, Jens Titze melaporkan bahwa konsumsi garam akan terakumulasi dalam jaringan tubuh dan mempengaruhi makrofag, yaitu sel yang bertugas melumpuhkan patogen dalam tubuh dengan mekanisme fagositosis. Markus Kleinewietfeld dan David Hafler (2013) menunjukkan adanya perubahan pada sel T pembantu karena kebiasaan pola makan tertentu. Sel T pembantu adalah bagian dari sel darah putih yang berperan aktif membantu sel-sel imune dalam menghadapi bahaya patogen dan infeksi. Ditemukan pula bahwa sel ini tidak hanya membantu memerangi infeksi tapi juga berperan penting dalam patogenesis penyakit autoimune. Pada kadar garam yang tinggi, terjadi induksi sel T pembantu ini. Induksi aktifitas sel ini bahkan mencapai sepuluh kali dari kondisi normal. 

Untuk itu sudah saatnya kita lebih memperhatikan pola makan keluarga kita. Kurangi makan makanan siap saji, dan makanan olahan seperti makanan kaleng dan nugget yang semakin digemari anak2.

Sayangi keluarga kita!!


sumber : 
1, Markus Kleinewietfeld, Arndt Manzel, Jens Titze, Heda Kvakan, Nir Yosef, Ralf A. Linker, Dominik N. Muller, David A. Hafler. Sodium chloride drives autoimmune disease by the induction of pathogenic TH17 cellsNature, 2013; DOI: 10.1038/nature11868

2. http://www.sciencedaily.com/releases/2013/03/130306134358.htm

Sunday, 10 March 2013

Konsumsi karbohidrat membuat gemuk?

Orang Indonesia terutama jawa, mempunyai kebiasaan makan yang khas. Dari pagi, siang dan malam selalu tak lepas dari nasi. Teman saya dari Jerman ketika melawat ke Indonesia selalu bilang.. "no day without rice yaaa... all the time you just take rice". Saya selalu berkelakar, itu bagus karena di tanah ini kita hanya bisa menanam beras dan tidak bisa menanam gandum. Sehingga itu bagus untuk ketahanan pangan bangsa ini. Tapi bukan hal itu yang ingin saya bahas pada tulisan kali ini. Saya tertarik dengan pola makan kita yang mengedepankan porsi nasi atau karbohidrat yang cukup besar dibandingkan sayuran dan juga lauk pauknya. Padahal pola makan seperti ternyata tidak bersahabat untuk program pengurangan berat badan.

Banyak orang yang mengeluh tidak pernah makan lemak akan tetapi masih gemuk dan tidak bisa berkurang berat badannya. Mungkin banyak diantara kita yang tidak paham proses metabolisme karbohidrat di dalam tubuh. Kalau kita telusur nasi atau karbohidrat yang kita makan, maka kita diakhir perjalanannya akan menemukannya sebagai.. LEMAK. Ya, jangan salah bahwa karbohidrat yang kita makan ini tetap akan disimpan dalam bentuk lemak. Bagaimana bisa begitu?

Ketika kita memakan nasi, maka pertama kali akan mengalami proses degradasi dengan enzim amilase di mulut kita sehingga amilum pada nasi akan terpecah menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti amilosa dan amilopektin. Selanjutnya proses pencernaan ini akan berlangsung di dalam lambung dan akan menghasilkan glukosa sebagai bahan dasar amilum. Hal ini mengakibatkan kenaikan konsentrasi gula yang drastis di darah kita. Mekanisme kontrol di dalam tubuh kita akan mengantisipasi kenaikan gula darah dengan mengeluarkan insulin. Hormon insulin akan memberi sinyal kepada tubuh untuk segera menyerap kenaikan gula darah ini dan menyimpannya dalam bentuk glikogen dalam hati dan juga lemak. Jadi.. jelas sekarang bahwa walaupun kita HANYA makan nasi kita tetap akan menjadi gemuk.

Untuk itu hati-hatilah dalam mengkonsumsi karbohidrat dan jika anda ingin berhasil dalam mengurangi berat badan, maka kurangi konsumsi karbohidrat dan tukar dengan sayur-sayuran.


Obat asthma terbaru ternyata dari PARE


Informasi terbaru dari dunia kesehatan menunjukan bahwa rasa pahit buah pare ternyata berkhasiat menyembuhkan asma. Sekelompok penelliti yang dipimpin oleh Ronghua ZhuGe dari University of Massachusetts Medical School baru baru ini melaporkan bahwa senyawa yang berasa pahit dalam buah pare mampu membuka saluran pernapasan penderita asma. Senyawa tersebut bekerja pada reseptor rasa pahit (TAS2R) yang terdapat pada sel otot halus pada saluran pernapasan dan menyebabkan relaksasi sel2 otot. Berbeda dengan broncodilator, obat yang selama ini digunakan. Senyawa berasa pahit yang terkandung di dalam buah pare ini lebih aman dan tidak mempunyai efek samping. Broncodilator diketahui kadang tidak mampu mengatasi kondisi asma yang parah dan juga menyebabkan efek samping yang serius seperti detak jantung aritmik dan naiknya tekanan darah. 

Untuk itu bagi penderita asma.. sering-seringlah makan pare.


Sumber: Zhang C-H, Lifshitz LM, Uy KF, Ikebe M, Fogarty KE, et al. (2013) The Cellular and Molecular Basis of Bitter Tastant-Induced Bronchodilation. doi:10.1371/journal.pbio.100150

Saturday, 9 March 2013

Tahukah anda akar penyebab penyakit dalam tubuh kita?

Akar penyebab kebanyakan penyakit dalam tubuh bukan berasal dari infeksi bakteri, melainkan dari racun di dalam makanan yang kita konsumsi. Racun yang menumpuk dalam tubuh akan mempercepat kerusakan sel tubuh sehingga fungsi metabolisme terganggu dan akhirnya dapat terjangkit penyakit bahkan terinfeksi bakteri.



Apa sajakah yang dapat menjadi sumber racun?

1. Pencemaran pertanian : 
Penggunaan pestisida kimiawi dalam pertanian menyebabkan produk-produk pertanian masih mengandung sisa-sisa bahan kimia tersebut. Racun tersebut akan terakumulasi dalam tubuh terutaman dalam usus

2. Pencermaran peternakan hewan
Penggunaan antibiotik untuk mencegah penyakit pada ternak serta penggunaan hormon untuk mempercepat pertumbuhan ternak akan masuk kedalam tubuh jika kita mengkonsumsinya. Antibiotik yang tertinggal pada produk peternakan akan berakibat buruk pada kekebalan tubuh dan merusak sel. 

3. Pencemaran makanan yang diawetkan
Zat-zat aditif yang digunakan dalam makanan awetan seperti pewarna, penambah rasa, pengawet makanan, pemanis tiruan dll sangat berhabaya bagi tubuh

4. Pencemaran sumber air
Klorin yang terkandung dalam air ledeng jika terakumulasi dalam tubuh akan berakibat buruk bagi kesehatan. Selain itu pencemaran dari pipa yang terbuat dari plumbum juga mengakibatkan kerasukan jaringan saraf akibat toksisitas logam berat.




Kebiasaan Ngemil: Pola makan sehat ternyata tidak cukup We are what we eat tetapi juga We are when we eat

Kita sudah sering mendengar pepatah " We are what we eat". Sangat benar, bahwa makanan yang kita masukkan ke dalam tubuh akan menentukan bagaimana kualitas kesehatan kita. Apabila kita mempunyai pola makan yang tidak seimbang, seperti terlalu banyak lemak dan kurang serat atau hijau-hijauan, maka profil medical check up kita akan menunjukkan tingginya kolesterol, LDL dan trigliserida. Untuk itu anjuran untuk selalu menyeimbangkan pola makan kita selalu kita dengar.

Akhir-akhir ini ilmuwan menemukan fakta yang sangat menarik. Bahwa apa saja yang kita makan tidak cukup, ternyata kapan kita makan itu juga sangat penting. "We are when we eat" sangat penting terutama untuk menjaga tubuh tidak mengalami kegemukan atau penting bagi yang berkeinginan mengurangi berat badan. Ternyata ketika kita mempunyai jadwal makan yang teratur maka tubuh kita seakan-akan diprogram untuk mengetahui kapan menyerap makanan dan kapan tidak. Dengan tidak memberikan asupan makanan di antar waktu makan, maka metabolisme dalam tubuh pun menjadi berkurang aktifitasnya dalam menyerap makanan. Sedang pada saat jam makan, semua ensim-ensim pencernaan pun aktif dan siap menyerap makanan. Yang menarik dengan mempunyai jadwal makan yang tetap,  apabila suatu saat kita (karena suatu hal) harus makan di luar waktu makan kita, tubuh kita tidak akan menganggap makanan tersebut berarti sebagai makanan yang harus diserap dengan maksimal dan akan dibuang dari tubuh. Kondisi ini tidak akan terjadi jika kita selalu makan tanpa henti alias ngemil. Dengan ngemil alias makan tiada henti  maka ensim-ensim pencernaan kita akan selalu pada level yang tinggi dan selalu siap menyerap makanan. Sesedikit apapun makanan yang kita berikan maka tubuh kita akan selalu berusaha semaksimal mungkin untuk menyerapnya.

Untuk itu bagi yang ingin atau sendang melakukan program diet, harus selalu dicamkan utnuk mempunyai jadwal makan yang tetap karena hal ini akan sangat menunjang keberhasilan diet anda. 

sumber science editor choice

10 Alasan untuk memilih makanan organik

1. Makanan organik diproduksi dengan standar kualitas yang ketat

2. Makanan organik memiliki cita rasa lebih dibanding non organik

3. Makanan organik mencegah resiko buruk terhadap kesehatan

4, Pertanian organik memperhatikan penggunaan air yang bijaksana

5. Pertanian organik memperbaiki kualitas tanah pertanian

6. Pertanian organik sejalan dengan alam

7. Pertanian organik mendukung keanekaragaman hayati

8. Pertanian organik membantu menjaga kesehatan lingkungan pedesaan

9. Produk organik semakin diminati sehingga mudah diperoleh.

10. Produsen organik selalu melakukan penelitian yang inovatif dan menjadi yang terdepan

(sumber organic trade association)

Friday, 8 March 2013

Benarkah anda sehat hari ini?

"Yang penting kita sehat... mau bentuk tubuh gemuk dan gendut asal sehat tidak masalah..." Obrolan sore di bbm group (blackberry messenger) diantara teman SMA itu menggodaku. Benarkah kita sehat? Atau hanya "kelihatannya" sehat.

Kadang kita tidak menyadari banyak sekali penyakit yang tidak datang dengan segera. Diantara kita mungkin telah mengenal istilah penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif adalah penyakit non infeksi yang disebabkan oleh menurunnya fungsi sel, jaringan dan organ sejalan dengan bertambahnya usia manusia. Penyakit ini pada umumnya disebabkan oleh faktor usia. Semakin tua kita, maka tubuh kita semakin menurun dan akhirnya muncul berbagai macam penyakit degeratif tersebut. Salah satu contoh penyakit degeneratif yang paling banyak diderita aantara lain diabetes melitus tipe 2, stroke, hipertensi, dan penyakit kardiovaskula, 
Penyakit ini pada umumnya menyerang kita setelah usia menginjak 60 tahunan. Akan tetapi data terakhir menyatakan bahwa penyakit ini mulai muncul pada usia 40 tahunan. Bahkan pada beberapa kasus penyakit ini sudah muncul di usia 40 tahun. 


Apa yang menyebabkannya? 

Salah satu yang utama adalah perubahan pola hidup manusia modern. Antara lain dari kesibukan dan stress pekerjaan, polusi lingkungan sampai pola makan yang tidak seimbang. Yang terakhir sangat menarik karena terkait dengan percakapan teman di atas. Badan tambun, chubby alias gemuk pasti tidak datang dengan segera... Kondisi ini terjadi karena akumulasi dari pola makan yang tidak seimbang dengan beban kerja atau pola makan yang tidak seimbang...

Mau tau lebih lanjut tentang pola makan tidak seimbang... Diteruskan besok ya ;)