Friday, 24 May 2013



Mengapa kita mengkonsumsi tumbuhan? (part 1)


Tumbuhan merupakan komponen vital dalam hidup karena dari tumbuhanlah awal muasal kita memperoleh energi untuk kelangsungan hidup kita. Seri "mengapa kita mengkonsumsi tumbuhan" diawali dengan pengertian yang paling dasar mengenai fungsi tumbuhan di alam dan dibagian berikutnya akan lebih ditekankan fungsi tumbuhan dalam diet manusia.

Berikut adalah paparan singkat mengenai pentingnya tumbuhan dalam hidup yang dikemas dalam bentuk tanya jawab.

T :      Manusia memperoleh energi dari makanannya. Tahukah kamu apa yang terkandung dalam makanan sehingga bisa diubah menjadi energi dalam tubuh?

(Pasti langsung mengubek ubek memori jaman sekolah di SMP atau SMA deh  ….)

J:       Ya… karena makanan kita mengandung karbohidrat, protein dan lemak yang akan diubah menjadi energy.

Pertanyaan pun berlanjut.

T:      Bagaimana bisa ketiga biomolekul tadi diubah menjadi energi?
J:      Ketiganya adalah senyawa organik yang terdiri dari rangkaian rantai karbon. Rantai karbon inilah yang akan diubah menjadi energi.

Dan tahukan anda bahwa tumbuhan merupakan organisme yang mengubah mineral karbon di alam menjadi senyawa organik bagian dari mahluk hidup.


T:       Apakah mineral  karbon itu?

J:       Karbon adalah elemen nomer 6 dalam tabel periodic. Di ala mini bentuk karbon ada berbagai macam. Karbon bisa berujud arang kayu untuk membakar sate, bisa berujud grafit yang ada di pensil kita, bahkan bisa berupa permata yang sangat keras.

Karbon menyusun 50% berat kering tumbuhan







T:  Bagaimana tumbuhan bisa   mendapatkan karbon? 

J:  Dengan proses fotosintesa. Dalam proses ini  tumbuhan dengan bantuan sinar matahari  mengubah karbondioksida (CO2) dan air (H2O) menjadi karbohidrat, atau dikenal juga sebagai hidrat arang atau lebih sederhana lagi disebut sebagai gula.


Mahluk hidup lainnya di alam, mendapatkan sumber karbon ini dari tumbuhan. Siklus karbon dimulai dari tumbuhan, kemudian  kita  dan hewan-hewan memakan tumbuhan untuk mendapatkan energi dari alam.

Jadi sekali lagi jelas sekarang mengapa tumbuhan berperan vital dalam hidup. Mengapa kita perlu mengkonsumsi tumbuhan? 

Karena kita tidak mempunyai kemampuan untuk mengubah mineral karbon menjadi biomolekul yang dapat kita ubah menjadi energi!


sumber gambar :
1. http://ellerbruch.nmu.edu/classes/cs255w03/cs255students/teabbott/p4/page1.html
2. http://studychemistryonline.blogspot.com/2012/01/element-carbon.html

Tuesday, 21 May 2013

Why phytonutrients is good for our health?

Accumulating evidences suggest that consuming more fruits and vegetables could contribute both to medical nutrition therapies, as part of a package of treatments for many chronic disease such as  type 2 diabetes, heart disease, cancer and obesity, and to the prevention of these diseases. 

My next blog post will focusing more to this issue, plant based food, organic food and how the plant science should improves it. This theme I hope will improve our understanding of the complex relationship between plants, diet and health. I will post in Bahasa Indonesia :-)

source:
Plants, Diet, and Health - Annual Review of Plant Biology, 64(1):19

Sunday, 24 March 2013

Si Bawang Merah dan Si Bawang Putih : dari dapur ke obat



Harga bawang merah dan bawang putih sudah menjadi berita nasional. Bahkan RI 1, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun sampai merasa perlu membuat statement dan instruksi khusus untuk dua komiditas ini. Hal ini menunjukkan begitu pentingnya nilai bawang merah dan bawang putih untuk orang Indonesia. Ya.. jika kita perhatikan hampir semua makanan Indonesia pasti menggunakan kedua atau salah satu bawang ini. Akan tetapi tahukah anda ternyata selain sebagai bumbu masak, bawang merah (Allium cepa L) dan bawang putih (Allium sativum L) juga banyak dikonsumsi karena khasiatnya untuk kesehatan.

Laporan khasiat bawang merah dan bawang putih pertama ditemukan sejak 1550 BC yaitu  dalam Codex Ebers, laporan medis bangsa Mesir. Disebutkan dalam laporan yang ditulis pada kertas papirus tersebut bahwa bawang merah dan bawah putih mempunyai khasiat  menyembuhkan berbagai penyakit seperti jantung, sakit kepala, gigitan serangga, cacingan dan tumor. Penggunaan kedua bawang ini kemudian melebar ke bangsa Yunani dan Romawi.  Bahkan pada Pertandingan Olimpiq pertama, para atlit menggunakannya sebagai ramuan penyegar dan stimulan.  



Penelitian ilmiah mengenai khasiat bawang merah dan bawang putih telah dimulai sejak pertengahan abad 19. Louis Pasteur pada tahun 1858 melaporkan bawang putih berkhasiat sebagai anti bakteri. Di tahun 1932, dilaporkan bahwa bawang putih efektif untuk menyembuhkan disentri. Kemudian ilmuwan China melaporkan khasiat bawang putih dalam menyembuhkan kanker usus. Sampai saat ini, semakin banyak diketahui khasiat ke dua bawang ini untuk penyembuhan dan pencegahan beberapa penyakit seperti obesitas, kolesterol tinggi, diabetes tipe 2, hipertensi, katarak dan berbagai gangguan percernaan makanan seperti kolik. 


Begitu banyaknya manfaat bawang merah dan putih, menarik minat para ahli untuk meneliti lebih jauh kandungan bahan aktif kedua bawang ini. Bawang mengandung senyawa tiosulfinat yaitu suatu senyawa atsiri (mudah menguap). Senyawa tiosulfinat menyebabkan rasa pedas atau pedih di mata dan bersifat labil sehingga mudah hilang karena proses pengolahan makanan. Selain itu bawang juga mengandung senyawa-senyawa lain yang lebih stabil, seperti flavonoid glycoside, dibenzofuran, sapogenin dan saponin. Senyawa-senyata yang lebih stabil ini diketahui mempunyai kontribusi yang penting untuk manfaat bawang merah dan putih tadi. Sebagai contoh flavonoid dikenal sebagai antioksidan yang efektive.


Melihat khasiatnya yang begitu bermacam-macam, mari kita berharap agar peneliti pertanian mulai memberikan perhatian  yang lebih pada komiditas ini sehingga bawang merah dan putih tidak lagi mahal dan terjangkau oleh semua masyarakat Indonesia.

sumber:





Tuesday, 12 March 2013

Hati hati, konsumsi garam berlebihan memicu penyakit autoimune

Akhir-akhir ini penyakit autoimune semakin sering kita dengar dan semakin banyak penderitanya. Penyakit autoimune timbul dari respon berlebihan kekebalan tubuh terhadap zat dan atau jaringan yang merupakan bagian dari tubuh itu sendiri. Sehingga pada kasus penyakit autoimune,sistem imun tubuh yang seharusnya menyerang patogen justru akan menyerang jaringan tubuh yang sehat.Sebagai contoh penyakit autoimune adalah penyakit multiple sclerosis. Multiple sclerosis adalah penyakit autoimune yang menyerang sistem saraf pusat sehingga sistem imun tubuh merusak lapisan pelindung myelin di sekitar akson atau sel syaraf. Hal ini mengakibatkan proses penghantaran sinyal pada sistem saraf terganggu dan dapat berakibat berbagai defisiensi neurologis termasuk cacat permanen.  

Kenaikan angka kasus penyakit autoimune pada akhir dekade ini telah menarik perhatian para ilmuwan untuk mengetahui pemicunya. Kenaikan drastis ini tidak mungkin hanya dikarenakan faktor genetis. Para ahli menduga bahwa kenaikan yang sangat tinggi ini dipicu oleh faktor lingkungan, terutama perubahan gaya hidup dan kebiasaan pola makan di negara-negara maju. Di negara maju makanan olahan dan siap saji sudah merupakan bagian dari menu makan sehari-hari. Makanan tersebut cenderung memiliki kadar garam yang jauh lebih tinggi dari makanan rumah. Penelitian ini adalah yang pertama untuk menunjukkan bahwa asupan garam berlebih dapat menjadi salah satu faktor lingkungan yang mendorong peningkatan kejadian penyakit autoimun.




Beberapa tahun lalu, Jens Titze melaporkan bahwa konsumsi garam akan terakumulasi dalam jaringan tubuh dan mempengaruhi makrofag, yaitu sel yang bertugas melumpuhkan patogen dalam tubuh dengan mekanisme fagositosis. Markus Kleinewietfeld dan David Hafler (2013) menunjukkan adanya perubahan pada sel T pembantu karena kebiasaan pola makan tertentu. Sel T pembantu adalah bagian dari sel darah putih yang berperan aktif membantu sel-sel imune dalam menghadapi bahaya patogen dan infeksi. Ditemukan pula bahwa sel ini tidak hanya membantu memerangi infeksi tapi juga berperan penting dalam patogenesis penyakit autoimune. Pada kadar garam yang tinggi, terjadi induksi sel T pembantu ini. Induksi aktifitas sel ini bahkan mencapai sepuluh kali dari kondisi normal. 

Untuk itu sudah saatnya kita lebih memperhatikan pola makan keluarga kita. Kurangi makan makanan siap saji, dan makanan olahan seperti makanan kaleng dan nugget yang semakin digemari anak2.

Sayangi keluarga kita!!


sumber : 
1, Markus Kleinewietfeld, Arndt Manzel, Jens Titze, Heda Kvakan, Nir Yosef, Ralf A. Linker, Dominik N. Muller, David A. Hafler. Sodium chloride drives autoimmune disease by the induction of pathogenic TH17 cellsNature, 2013; DOI: 10.1038/nature11868

2. http://www.sciencedaily.com/releases/2013/03/130306134358.htm

Sunday, 10 March 2013

Konsumsi karbohidrat membuat gemuk?

Orang Indonesia terutama jawa, mempunyai kebiasaan makan yang khas. Dari pagi, siang dan malam selalu tak lepas dari nasi. Teman saya dari Jerman ketika melawat ke Indonesia selalu bilang.. "no day without rice yaaa... all the time you just take rice". Saya selalu berkelakar, itu bagus karena di tanah ini kita hanya bisa menanam beras dan tidak bisa menanam gandum. Sehingga itu bagus untuk ketahanan pangan bangsa ini. Tapi bukan hal itu yang ingin saya bahas pada tulisan kali ini. Saya tertarik dengan pola makan kita yang mengedepankan porsi nasi atau karbohidrat yang cukup besar dibandingkan sayuran dan juga lauk pauknya. Padahal pola makan seperti ternyata tidak bersahabat untuk program pengurangan berat badan.

Banyak orang yang mengeluh tidak pernah makan lemak akan tetapi masih gemuk dan tidak bisa berkurang berat badannya. Mungkin banyak diantara kita yang tidak paham proses metabolisme karbohidrat di dalam tubuh. Kalau kita telusur nasi atau karbohidrat yang kita makan, maka kita diakhir perjalanannya akan menemukannya sebagai.. LEMAK. Ya, jangan salah bahwa karbohidrat yang kita makan ini tetap akan disimpan dalam bentuk lemak. Bagaimana bisa begitu?

Ketika kita memakan nasi, maka pertama kali akan mengalami proses degradasi dengan enzim amilase di mulut kita sehingga amilum pada nasi akan terpecah menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti amilosa dan amilopektin. Selanjutnya proses pencernaan ini akan berlangsung di dalam lambung dan akan menghasilkan glukosa sebagai bahan dasar amilum. Hal ini mengakibatkan kenaikan konsentrasi gula yang drastis di darah kita. Mekanisme kontrol di dalam tubuh kita akan mengantisipasi kenaikan gula darah dengan mengeluarkan insulin. Hormon insulin akan memberi sinyal kepada tubuh untuk segera menyerap kenaikan gula darah ini dan menyimpannya dalam bentuk glikogen dalam hati dan juga lemak. Jadi.. jelas sekarang bahwa walaupun kita HANYA makan nasi kita tetap akan menjadi gemuk.

Untuk itu hati-hatilah dalam mengkonsumsi karbohidrat dan jika anda ingin berhasil dalam mengurangi berat badan, maka kurangi konsumsi karbohidrat dan tukar dengan sayur-sayuran.


Obat asthma terbaru ternyata dari PARE


Informasi terbaru dari dunia kesehatan menunjukan bahwa rasa pahit buah pare ternyata berkhasiat menyembuhkan asma. Sekelompok penelliti yang dipimpin oleh Ronghua ZhuGe dari University of Massachusetts Medical School baru baru ini melaporkan bahwa senyawa yang berasa pahit dalam buah pare mampu membuka saluran pernapasan penderita asma. Senyawa tersebut bekerja pada reseptor rasa pahit (TAS2R) yang terdapat pada sel otot halus pada saluran pernapasan dan menyebabkan relaksasi sel2 otot. Berbeda dengan broncodilator, obat yang selama ini digunakan. Senyawa berasa pahit yang terkandung di dalam buah pare ini lebih aman dan tidak mempunyai efek samping. Broncodilator diketahui kadang tidak mampu mengatasi kondisi asma yang parah dan juga menyebabkan efek samping yang serius seperti detak jantung aritmik dan naiknya tekanan darah. 

Untuk itu bagi penderita asma.. sering-seringlah makan pare.


Sumber: Zhang C-H, Lifshitz LM, Uy KF, Ikebe M, Fogarty KE, et al. (2013) The Cellular and Molecular Basis of Bitter Tastant-Induced Bronchodilation. doi:10.1371/journal.pbio.100150

Saturday, 9 March 2013

Tahukah anda akar penyebab penyakit dalam tubuh kita?

Akar penyebab kebanyakan penyakit dalam tubuh bukan berasal dari infeksi bakteri, melainkan dari racun di dalam makanan yang kita konsumsi. Racun yang menumpuk dalam tubuh akan mempercepat kerusakan sel tubuh sehingga fungsi metabolisme terganggu dan akhirnya dapat terjangkit penyakit bahkan terinfeksi bakteri.



Apa sajakah yang dapat menjadi sumber racun?

1. Pencemaran pertanian : 
Penggunaan pestisida kimiawi dalam pertanian menyebabkan produk-produk pertanian masih mengandung sisa-sisa bahan kimia tersebut. Racun tersebut akan terakumulasi dalam tubuh terutaman dalam usus

2. Pencermaran peternakan hewan
Penggunaan antibiotik untuk mencegah penyakit pada ternak serta penggunaan hormon untuk mempercepat pertumbuhan ternak akan masuk kedalam tubuh jika kita mengkonsumsinya. Antibiotik yang tertinggal pada produk peternakan akan berakibat buruk pada kekebalan tubuh dan merusak sel. 

3. Pencemaran makanan yang diawetkan
Zat-zat aditif yang digunakan dalam makanan awetan seperti pewarna, penambah rasa, pengawet makanan, pemanis tiruan dll sangat berhabaya bagi tubuh

4. Pencemaran sumber air
Klorin yang terkandung dalam air ledeng jika terakumulasi dalam tubuh akan berakibat buruk bagi kesehatan. Selain itu pencemaran dari pipa yang terbuat dari plumbum juga mengakibatkan kerasukan jaringan saraf akibat toksisitas logam berat.